
Pembuatan Ogoh-Ogoh dari Barang Bekas oleh Pradah Darma Bhakti Adat Windhu Nadi di Desa Wanamukti Barat
Tradisi pembuatan ogoh-ogoh menjelang Hari Raya Nyepi merupakan salah satu budaya yang terus dilestarikan di Bali. Di Desa Wanamukti Barat, Pradah Darma Bhakti Adat Windhu Nadi menghadirkan inovasi dalam pembuatan ogoh-ogoh dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang tidak terpakai. Langkah ini diambil sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekaligus mempertahankan nilai budaya yang luhur.
Proses Pembuatan Ogoh-Ogoh dari Barang Bekas
Pembuatan ogoh-ogoh dari barang bekas diawali dengan pengumpulan bahan-bahan yang sudah tidak terpakai, seperti botol plastik, kardus, kain perca, dan besi tua. Bahan-bahan ini kemudian dipilah dan disusun untuk membentuk rangka dasar ogoh-ogoh.
Setelah rangka terbentuk, tahap berikutnya adalah pelapisan dengan kertas bekas yang dicampur dengan lem alami untuk memberikan struktur yang kokoh. Selanjutnya, bagian detail seperti wajah, tangan, dan ornamen tambahan dibuat menggunakan styrofoam bekas atau bahan lainnya yang mudah dibentuk.
Untuk memberikan warna dan efek menarik, masyarakat menggunakan cat dari bahan alami atau limbah cat yang masih bisa dimanfaatkan. Kreativitas dan inovasi sangat ditekankan dalam proses ini, sehingga ogoh-ogoh yang dihasilkan tetap memiliki nilai estetika yang tinggi meskipun dibuat dari barang bekas.
Makna dan Manfaat Pembuatan Ogoh-Ogoh Ramah Lingkungan
Penggunaan barang bekas dalam pembuatan ogoh-ogoh tidak hanya mengurangi limbah yang mencemari lingkungan, tetapi juga menjadi bentuk edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya daur ulang. Dengan cara ini, nilai spiritual dalam tradisi ogoh-ogoh tetap terjaga, sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap kelestarian alam.
Selain itu, proses ini juga memperkuat rasa kebersamaan di antara warga. Masyarakat dari berbagai lapisan usia turut berpartisipasi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, menciptakan suasana gotong royong yang erat. Kegiatan ini juga menginspirasi generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan budaya lokal.
Puncak Perayaan: Arak-Arakan dan Pembakaran Ogoh-Ogoh
Setelah selesai dibuat, ogoh-ogoh akan diarak keliling desa sebagai bagian dari ritual penyucian sebelum Hari Raya Nyepi. Arak-arakan ini menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh masyarakat, karena selain sebagai hiburan, juga memiliki makna spiritual yang mendalam.
Pada akhir prosesi, ogoh-ogoh kemudian dibakar sebagai simbol pembersihan diri dan pengusiran energi negatif. Meskipun dibuat dari barang bekas, nilai sakral dan filosofis dari ogoh-ogoh tetap terjaga dengan baik.
Dengan inovasi ini, Pradah Darma Bhakti Adat Windhu Nadi di Desa Wanamukti Barat tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menunjukkan bahwa kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan dapat berjalan beriringan dalam melestarikan tradisi.
